Cerita pertama di blogku adalah bagaimana pertemuan pertamaku dengan Sisy. Sebenarnya, aku agak terlalu terburu-buru mencarikan nama untuknya karena keadaan di klinik. Tapi tidak ku sangka, ternyata dengan umurnya yang sekecil ini, Sisy harus menjalani kehidupan dengan sakit yang tidak bisa sembuh. Menurut dokter hewan, penyakit ini akan kambuh kapan saja. Aku sedih tahu ini, tapi ini semua harus dijalani dan ikhlas. Oke, aku mulai cerita nih ya sekarang.
Suatu sore di bulan September 2024, biasanya aku pulang kerja tepat waktu. Entah kenapa di hari itu, rasanya sangat malas sekali pulang on time. Aku terdiam sekitar 1 jam di lobi kantorku. Melamun, bingung kenapa ya aku bisa seperti ini. Akhirnya aku memaksakan diriku yang sedang tidak mood itu untuk mengambil motor di basement dan pulang ke rumah dengan pelan-pelan. Sesampainya di lampu merah yang paling dekat dengan rumah, jalanan benar-benar berubah menjadi macet parah. Jalan pun di sela-sela mobil atau paling kiri dekat dengan trotoar. Terhentilah aku karena kendaraan di depan. Aku samar-samar mendengar suara hewan mengeong dan seperti ada benda yang bergerak di sebelah kiriku.
Aku menoleh ke sebelah kiri, kebetulan aku tidak menggunakan kacamata sehingga objek yang aku lihat agak kabur. Aku melihat seperti kucing kecil yang sedang berputar-putar dan berteriak. Karena sudah lampu hijau, aku terpaksa melaju. Setelah beberapa meter berjalan, aku memutuskan kembali ke tempat kucing kecil itu. Jalanan sangat macet, aku memarkir kendaraanku di Pura dan berjalan kaki ke tempat kucing kecil tersebut. Ternyata sudah ada seorang cowok yang menggendong kucing kecil itu. Aku dan orang tersebut mengobrol sebentar. Sebut saja, cowok itu bernama A dan aku bernama N.

N : “Pak itu kucingnya kenapa Pak?”
A : “Sepertinya kucingnya tertabrak ini Bu.”
N : “Iya Pak itu darahnya keluar dari mulut dan hidungnya, Bapak mau ngerawat atau gimana?”
A : “Kebetulan saya sudah punya 6 kucing Bu. Sebenarnya agak susah saya merawat ini, tapi kasihan”.
N : “Iya Pak, saya juga punya 3 kucing dirumah. Boleh saya aja yang merawat Pak?”
A : “Ibu mau merawat?”
N : “Iya Pak, saya aja yang merawat. Saya bawa sekarang ke dokter hewan kalau gitu”
A : “Terima Kasih ya Bu sudah mau merawat. Kasihan ini masih kecil Bu”
N : “Iya Pak saya juga kasihan masih kecil sekali kucingnya”.
Kucing kecil itu terlihat sangat syok. Wajahnya berlumuran darah. Aku lihat ke arah tempat kucing itu berputar-putar, juga terdapat banyak darah. Aku tahan air mataku karena banyak orang yang melihat. Aku berusaha jalan cepat tetapi kucing itu makin meronta. Baju yang aku gunakan kebetulan seragam berwarna putih sudah berubah menjadi bercak darah. Sangat sulit membawa kucing ini karena kondisi masih syok dan tidak bisa diam. Kurang lebih sekitar 25 menit karena bertemu macet, sampailah aku di klinik hewan.

Dokter hewan ini sebut saja drh. B, menjelaskan bahwa kucing kecil ini mengalami syok berat. Kemungkinan kucing ini bukan tertabrak, melainkan karena terbentur sesuatu yang sangat keras sehingga mengalami pendarahan di kepalanya. drh. B meyakini bahwa kucing ini terbentur karena bila kucing kecil ini tertabrak maka sudah pasti akan mati di tempat kejadian melihat ukuran kucingnya sangat kecil. Bisa jadi ada kendaraan motor yang naik ke trotoar dan kucing kecil ini tidak sengaja menabrak motor tersebut.
drh. B juga tidak berani memberikan suntikan karena kondisinya yang masih syok dan masih kecil. drh.B memberikan obat tablet yang caranya memberikan ke kucing dengan syringe tanpa jarum. Obat berupa tablet tersebut di gerus dan dimasukkan ke syringe. Ini benar-benar aku merasa kewalahan. Kucing ini sangat syok dan bila diberikan obat dari mulut akan beresiko tersedak. Jadi benar-benar harus ekstra hati-hati. Masalah biaya juga aku agak takut karena kondisi keuangan juga sedang tidak baik-baik saja. Proses administrasi juga membutuhkan nama kucing itu, dengan secepat kilat ku namakan dia Sisy.
Sampai rumah, aku masukkan ke dalam kotak kardus yang sudah berisi kain handuk lembut. Karena syok, Sisy ingin keluar tetapi jalannya tidak beraturan. Mengeong terus menerus dan aku merasa tempat tidurnya sangat tidak nyaman. Badannya juga terasa dingin. Aku menggunakan kandang kucing kecil, berisi kain yang lebih banyak, menggunakan lampu dan lilin agar badan terasa hangat. Sangat menderita melihat Sisy dengan keadaan seperti ini. Sudah ku lakukan semua yang terbaik, hanya bisa berdoa dan berharap besok Sisy keadaannya lebih baik.
Selama 3 hari, aku stok 2 bungkus lilin agar badannya Sisy tetap hangat. Akan tetapi, perubahan tersebut sudah ….. (cerita berlanjut di bagian berikutnya). Terima kasih bagi pembaca yang telah menyempatkan waktunya ya, untuk foto dan video tentang Sisy silahkan follow instagramnya @thepanpan.cat, jangan lupa Like Comment & Share. ^^